1. Pengertian klausa
Klausa
adalah satuan gramatikal yang memiliki tataran di atas frasa dan di bawah
kalimat, berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat,
dan berpotensi untuk menjadi kalimat (Kiridalaksana, 1993:110).
1.1 Klausa menurut pendapat sendiri
Klausa adalah
kumpulan kata yang memiliki tataran satu tingkat diatas frase dan satu tingkan
dibawah kalimat, biasanya terdiri dari subjek dan predikat, dan mempunyai
potensi menjadi kalimat.
2. Cirri-ciri klausa
(1)
dalam klausa
terdapat satu predikat, tidak lebih dan tidak kurang.
(2) klausa dapat menjadi kalimat jika kepadanya dikenai
intonasi final.
(3) dalam kalimat plural, klausa merupakan bagian dari
kalimat.
(4) klausa dapat diperluas dengan menambahkan atribut
fungsi-fungsi yang belum terdapat dalam klausa tersebut; selain dengan
penambahan konstituen atribut pada salah satu atau setiap fungsi sintaktis yang
ada.
3. Jenis-jenis klausa
A. Klausa Lengkap dan Klausa
Tak Lengkap
Berdasarkan kelengkapan unsur
internalnya, klausa dibedakan menjadi dua yaitu, klausa lengkap dan klausa tak
lengkap. Klausa lengkap ialah klausa yang memiliki unsur internal lengkap,
yaitu S dan P. Klausa lengkap ini berdasarkan struktur internalnya, dibedakan
lagi menjadi dua yaitu klausa susun biasa dan klausa lengkap susun
balik.
Klausa lengkap susun biasa ialah
klausa lengkap yang S-nya terletak di depan P. adapun klausa lengkap susun
balik atau klausa lengkap inversi ialah klausa lengkap yang S-nya berada
di belakang P, misalnya :
(2)
Tulisan Hendi sangat berbobot.
Klausa (2) disebut klausa lengkap
susun biasa karena S-nya yaitu tulisan Hendi berada di depan P, sangat
berbobot.
Klausa tak lenngkap atau dalam
istilah Verhaar (1999:279) klausa buntung merupakan klausa yang unsure
internalnya tidak lengkap karena di dalamnya tidak terdapat unsur S dan hanya
terdapat unsur P, baik disertai maupun tidak disertai unsur P, Pel, dan Ket.
Misalnya :
(3)
terpaksa berhenti bekerja di perusahaan itu
Klausa (3) bisa berubah menjadi
klausa lengkap jika di sebelah kirinya ditambah S, misalnya ditambah frasa istri
saya sehingga menjadi (3) Istri saya terpaksa berhenti bekerja di
perusahaan itu.
B.
Klausa Negatif dan Klausa Positif
Berdasarkan ada tidaknya kata
negatif pada P, klausa dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu klausa negatif
dan klausa positif. Klausa negatif ialah klausa yang di dalamnya terdapat kata
negative, yang menegasikan P.menurut Ramlan (1987: 137), yang termasuk kata
negatif, yang menegasikan P ialah tidak, tak, tiada, bukan, dan belum.
Berikut ini adalah contoh klausa negative :
(4) Deni tidak mengurus kenaikan pangkatnya.
Klausa (4)
merupakan klausa negatif karena terdapat kata tidak yang menegasikan mengurus.
C. Klausa Verbal dan Klausa
Nonverbal
Berdasarkan kategori primer kata
atau frasa yang menduduki fungsi P pada konstruksinya, klausa dibedakan atas
klausa verbal dan klausa nonverbal. Klausa verbal ialah klausa yang P-nya
terdiri atas kata atau frasa golongan V. dilihat dari golongan verbanya klausa
verbal dibagi lagi menjadi klausa verbal intransitif dan klausa verbal
transitif. Klausa verbal transitif ialah klausa yang mengandung verba
transitif, dan klausa verbal intransitif ialah klausa yang mengandung verba
intransitif.
Contoh klausa verbal intransitif
ialah sebagai berikut :
(5)
Taufik Hidayat tampil tidak maksimal di Jepang.
(6)
Pengidap AIDS bertambah.
Klausa verbal transitif, dilihat
dari wujud ketransitifan P-nya dapat dibedakan menjadi (1) klausa aktif, (2) klausa
pasif, (3) klausa reflektif, dan (4) klausa resiprokal (Ramlan, 1987: 145-149).
Klausa aktif ialah klausa yang P-nya berupa verba transitif aktif. Klausa pasif
ialah klausa yang P-nya berupa verba transitif pasif. Klausa reflektif ialah
klausa yang P-nya berupa verba transitif reflektif, yaitu verba yang menyatakan
“perbuatan’ yang mengenai ‘pelaku’ perbuatan itu sendiri. Pada umumnya
verba itu berprefiks meng- yang diikuti kata diri. Adapun klausa
resiprokal adalah klausa yang P-nya berupa verba transitif resiprokal, yaitu
verba yang menyatakan kesalingan.
Klausa nonverbal ialah klausa yang
berpredikat selain verba. Klausa nonverbal masih bisa dibedakan lagi menjadi
(1) klausa nominal, (2) klausa adjektival, (3) klausa preposisional, (4) klausa
numeral, dan (5) klausa adverbial. Contoh:
(7)
Yang kita bela kebenaran
(8)
Budi pekertinya mulia
(9)
Aku bagai nelayan yang kehilangan arah
(10) Yang
dikorupsi 300 juta rupiah
(11) Kedatangannya
kemarin sore
D.
Klausa Mandiri dan Klausa Tergabung
Klausa mandiri merupakan klausa yang
kehadirannya dapat berdiri sendiri. Klausa mandiri berpotensi untuk menjadi
kalimat tunggal. Misalnya :
Merokok dapat menyebabkan kanker
Klausa Mandiri
Klausa
mandiri atau klausa bebas merupakan klausa yan kehadirannya dapat berdiri
sendiri. Klausa mandiri berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal. Misalnya:
-
Merokok dapat menyebabkan kanker
-
Nirina sedang belajar
Klausa Tergabung
Klausa
tergabung atau klausa terikat adalah klausa yang kehadirannya untuk menjadi
sebuah kalimat plural tergabung dengan klausa lainnya. Dalam kalimat plural,
klausa tergabung dapat berupa klausa koordinatif, atau klausa subordinatif.
Contoh:
(1) Merokok
dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan
dan janin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar