Senin, 21 September 2015

apresiasi sasatra


htm pth unnes.jpg
 

 

 

 







Tugas Akhir Pembelajaran Apresiasi Satra
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Apresiasi Satra
Dosen pengampu Bu Nas Haryati

Oleh
NURUL AZIZ (2101412133)
KELOMPOK 6
ROMBEL 4

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

A.    TUGAS SATU
1.      Langkah-langkah pembelajaran cerpen menggunakan model strata
No
Strata
Kegiatan  guru
Kegitan  siswa
1.
Penjelajahan
Guru memberikan sebuah cerpen berjudul “Kasihan”
Siswa membaca cerpen dengan konsentrasi
2.
Interpretasi
Guru membimbing siswa untuk menganalisis teks tersebut
Siswa menganalisis cerpen tersebut
3.
Re-kreasi
Guru meminta siswa untuk mengubah cerpen yang merupakan karya sastra berbentuk prosa menjadi drama
Siswa mengubah cerpen menjadi drama sesuai dengan bimbingan dari guru

Lampiran
“Kasihan”
Asri Kurnia
Aku tak kaget lagi. Sejak pertama bertemu, kakek itu selalu membuatku bingung. Dulu, kakek itu tertawa sangat keras saat kusodori bingkisan bakti sosial.
"Kau hanya memperkeruh suasana," ujar kakek itu. Atau setidaknya itulah yang bisa aku tangkap di antara derai tawanya. Namun sesaat kemudian kakek itu terdiam, "Kasihan, kasihan," ujarnya lagi sambil menggelengkan kepala. Ia menepis bingkisan yang kuberikan. "Berikan kepada yang lebih berhak."
Yang lebih berhak? Kupikir kakek itu juga berhak. Siapa yang lebih berhak dari kakek-kakek  kurus duduk sendirian di emper toko tanpa sehelai tikar?
"Berikan pada anak yatim, saya masih bisa bekerja." Kakek itu kemudian melenggang pergi, meninggalkanku tak mengerti.
Sombong. Begitu penilaian awalku. Menolak rezeki yang belum tentu datang tiap hari. Apa pula namanya kalau bukan sombong? Tapi diam-diam aku kagum pada kakek itu. Jarang ada orang sepertinya. Kebanyakan cenderung bermental pengemis. Selalu ingin diberi dan diberi. Ingin fasilitas terbaik tapi dengan biaya murah bahkan gratis.
Aku dan teman-teman menjumpai kakek itu lagi sepulang sekolah. Aku melihat kakek itu di seberang jalan, aku dan teman-teman hanya mengamati dari jauh. Tebak apa yang dilakukannya? Ia menyapu jalanan. Dikumpulkannya sedikit demi sedikit daun-daun, kantong dan botol plastik, lalu dimasukkannya dalam karung. Tak lama kemudian ia beristirahat, melihat ke arahku sambil geleng-geleng kepala.
Aku tertegun. Kuakui kakek itu benar.  Oh, aku paham sekarang apa yang dimaksud kakek itu. Agak miris juga melihat tebaran sampah di alun-alun yang seharusnya bersih. 
Tak lama kemudian kakek itu selesai. Ia tersenyum memandang hasil kerjanya. Tuh kan, Kakek ini pasti sudah rindu mencangkul seperti saat muda dulu. Aku ikut memasukkan bibit dan menimbun dengan tanah. Senyum kakek itu melebar.
"Minum, Kek?" aku menawarinya lagi.
Kakek itu tak menjawab. Ia malah tersenyum memandangku. Entah keringat atau bukan, ada air yang membias sinar matahari sore di dekat matanya. "Kakek rindu mencangkul? Rindu desa?"
Kakek itu diam lagi. Ia menggeleng, lalu mengangguk. "Saya sudah lama melupakan desa. Saya sudah pikun. Terlalu lama tinggal di sini membuat saya lupa bagaimana desa saya dulu. Tapi ada satu yang masih saya ingat. Saya tak akan pernah lupa segarnya udara saat kecil dulu. Saya hanya ingin kamu menghirup udara yang dulu sempat saya hirup."


















B.     TUGAS DUA
1.      Kompetensi Dasar
13.1Menemukan unsur-unsur intrinsik teks drama yang dididengar melalui pembacaan 
2.      Indikator Soal
1.      Disajikan sebuah pengertian siswa mampu mengetahui pengertian tersebut pengertian dari apa
2.      Disajikan sebuah pengertian siswa mampu mengetahui pengertian tersebut pengertian dari apa
3.      Disajikan sebuah pengertian siswa mampu mengetahui pengertian tersebut pengertian dari apa
4.      Disajikan sebuah pengertian siswa mampu mengetahui pengertian tersebut pengertian dari apa
5.      Disajikan sebuah pengertian siswa mampu mengetahui pengertian tersebut pengertian dari apa
6.      Disajikan sebuah teks drama siswa mampu menyebutkan tema dari drama tersebut
7.      Disajikan sebuah teks drama siswa mampu menyebutkan tokoh dan wataknya serta bisa membubuhkan bukti
8.      Disajikan sebuah teks drama siswa mampu menyebutkan latar dari drama tersebut
9.      Disajikan sebuah teks drama siswa mampu menuliskan kutipan yang menunjukan tahapan klimaks
10.  Disajikan sebuah teks drama siswa mampu menyebutkan amanat yang ingin disampaikan tokoh memlalui drama
3.      Teks drama
Sahabat Sejati
Pemeren : (1) Adi, (2) Zuhdi, (3) Wisnu, (4) Erista, (5) Jenia, (6) Guru
Pada suatu ketika dimana nilai keadilan sedang dipertanyakan. Saat sedang diadakannya ujian semester. Adi dan Wisnu duduk sebangku, Erista dan Jenia duduk sebangku di depannya, sementara itu Zuhdi duduk sendirian disamping tempat duduk Wisnu.
Kala itu, mata pelajaran yang sedang di ujiankan adalah pelajaran matematika. Semua murid terlihat kebingungan dan memperlihatkan raut putus asa melihat kerumitan soalnya. Kemudian terjadilah percakapan antara mereka yaitu, Adi, Zuhdi, Wisnu, Erista dan Jenia.
Wisnu:    Jen, saya minta jawaban soal nomor  5 dan 6!
Jenia:       A dan C
Erista:       Kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?
Wisnu:    10 A, 11 D, nomor 15 saya belum
Adi:        Huss, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar
Erista:        Soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum saya kerjakan
Mereka berempat saling menyontoh satu sama lain seperti pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Zuhdi, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek.
Wisnu:    Zud,kau sudah selesai?
Zuhdi:      Belum, tinggal 3 soal lagi
Wisnu:    Saya minta jawaban nomor 15 sampai 20 Zud!
Zuhdi:      Tidak Bisa Ban,
Wisnu:    Kenapa? Kita sahabat Zud, kita harus kerjasama
Jenia:      Iya Zud, kita harus kerja sama
Adi:        Iya, kau kan yang paling pintar disini Zud
Zuhdi:      tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman
Erista:        Kenapa memang Zud? Hanya 5 soal saja!
Zuhdi:      Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Saya tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Saya minta maaf
Erista:Tapi saat ini, sangat mendesak Zud
Jenia:        Iya Zud, bantu kami
Zuhdi:      tetap tidak bisa
Adi:        yasudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Zud, dan kami urus diri kami sendiri. (marah dan kesal)
Wisnu:    biarkan, kita lihat di buku saja
Wisnu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Erista menanyakan hasilnya.
Erista:        Bagaimana Ban? Ada tidak?
Wisnu:    ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C
Kareana suara Wisnu yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.
Guru:    Kalian ini, mencontek terus. Keluar kalian
Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera.
Wisnu:    Saya tidak menyangka akan seperti ini
Jenia:        Saya juga tidak menyangka, akan dihukum
Erista:        Seharusnya kita belajar ya
Adi:        Iya, Zuhdi benar
Wisnu:    Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!
Erista:        Saya menyesal!
Adi,Jenia&Wisnu:  Saya juga bersama
Setelah itu Zuhdi keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Zuhdi ikut berdiri hormat seperti yang lain.
Jenia:        kenapa Zud? Kau di hukum juga?
Zuhdi:      Tidak, saya ingin menjalani hukuman kalian juga. Kita sahabat kan? Saya ingin kita bersama
Erista:        saya berharap ini menjadi pelajaran kita semua
Jenia:        dan tidak kita ulangi lagi
Adi:      Kita sahabat sejati

Kemudian, mereka semua menjalani hukuman dengan suka rela dan penuh kebahagiaan. Mereka berkeyakinan bahwa persahabatan akan mengalahkan energi negatif, dan dengan persahabatan mereka percaya semuanya akan menjadi lebih baik.
4.      Instrumen Penilaian
A.      Soal
PILIHAN GANDA
1.       Ide  dasar atau pijakan pokok penggambaran cerita dalam drama adalah ?\
a.       Tema
b.      Tokoh
c.       Amanat
d.      Alur
2.       Tokoh yang memiliki kehendak tertentu dalam cerita adalah ?
a.       Tokoh Penentang
b.      tokoh utama
c.       TokohPenengah
d.      Figuran
3.       Percakapan  yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam drama adalah ?
a.       Prolog
b.      Monolog
c.       Dialog
d.      Epilog
4.       Rangkaian peristiwa dalam konflik yang dijalin dengan saksama dan menggerakan jalan cerita adalah ?
a.       Tema
b.      Tokoh
c.       Amanat
d.      Alur
5.       Ajaran  moral/pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca/penonton melalui karyanya adalah ?
a.       Tema
b.      Tokoh
c.       Amanat
d.      Alur
URAIAN
i.                     Bacalah teks drama di bawah ini

Sahabat Sejati
Pemeren : (1) Adi, (2) Zuhdi, (3) Wisnu, (4) Erista, (5) Jenia, (6) Guru
Pada suatu ketika dimana nilai keadilan sedang dipertanyakan. Saat sedang diadakannya ujian semester. Adi dan Wisnu duduk sebangku, Erista dan Jenia duduk sebangku di depannya, sementara itu Zuhdi duduk sendirian disamping tempat duduk Wisnu.
Kala itu, mata pelajaran yang sedang di ujiankan adalah pelajaran matematika. Semua murid terlihat kebingungan dan memperlihatkan raut putus asa melihat kerumitan soalnya. Kemudian terjadilah percakapan antara mereka yaitu, Adi, Zuhdi, Wisnu, Erista dan Jenia.
Wisnu:    Jen, saya minta jawaban soal nomor  5 dan 6!
Jenia:       A dan C
Erista:       Kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?
Wisnu:    10 A, 11 D, nomor 15 saya belum
Adi:        Huss, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar
Erista:        Soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum saya kerjakan
Mereka berempat saling menyontoh satu sama lain seperti pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Zuhdi, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek.
Wisnu:    Zud,kau sudah selesai?
Zuhdi:      Belum, tinggal 3 soal lagi
Wisnu:    Saya minta jawaban nomor 15 sampai 20 Zud!
Zuhdi:      Tidak Bisa Ban,
Wisnu:    Kenapa? Kita sahabat Zud, kita harus kerjasama
Jenia:      Iya Zud, kita harus kerja sama
Adi:        Iya, kau kan yang paling pintar disini Zud
Zuhdi:      tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman
Erista:        Kenapa memang Zud? Hanya 5 soal saja!
Zuhdi:      Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Saya tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Saya minta maaf
Erista:Tapi saat ini, sangat mendesak Zud
Jenia:        Iya Zud, bantu kami
Zuhdi:      tetap tidak bisa
Adi:        yasudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Zud, dan kami urus diri kami sendiri. (marah dan kesal)
Wisnu:    biarkan, kita lihat di buku saja
Wisnu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Erista menanyakan hasilnya.
Erista:        Bagaimana Ban? Ada tidak?
Wisnu:    ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C
Kareana suara Wisnu yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.
Guru:    Kalian ini, mencontek terus. Keluar kalian
Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera.
Wisnu:    Saya tidak menyangka akan seperti ini
Jenia:        Saya juga tidak menyangka, akan dihukum
Erista:        Seharusnya kita belajar ya
Adi:        Iya, Zuhdi benar
Wisnu:    Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!
Erista:        Saya menyesal!
Adi,Jenia&Wisnu:  Saya juga bersama
Setelah itu Zuhdi keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Zuhdi ikut berdiri hormat seperti yang lain.
Jenia:        kenapa Zud? Kau di hukum juga?
Zuhdi:      Tidak, saya ingin menjalani hukuman kalian juga. Kita sahabat kan? Saya ingin kita bersama
Erista:        saya berharap ini menjadi pelajaran kita semua
Jenia:        dan tidak kita ulangi lagi
Adi:      Kita sahabat sejati

Kemudian, mereka semua menjalani hukuman dengan suka rela dan penuh kebahagiaan. Mereka berkeyakinan bahwa persahabatan akan mengalahkan energi negatif, dan dengan persahabatan mereka percaya semuanya akan menjadi lebih baik.
ii.                   Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
1.       Apa tema teks drama di atas?
2.       Sebutkan semua tokoh dalam cerita dan sebutkan wataknya serta berikan bukti !
3.       Dimanakah latar atu setting drama di atas?
4.       Tulislah kutipan drama yang menunjuk pada tahapan alur klimak !
5.       Apa amanat yang ingin disampaikan penulis melalui teks drama diatas!


B.      Kunci jawaban ? rambu-rambu jawaban
Pilihan Ganda
1.       A
2.       B
3.       C
4.       D
5.       C
Uraian
1.       Pendidikan / Sosial
2.       Tokoh dan watak tokoh drama
a.       Zuhdi watak nya baik
Bukti :
Zuhdi:      tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman
Erista:        Kenapa memang Zud? Hanya 5 soal saja!
Zuhdi:      Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Saya tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Saya minta maaf
Erista:Tapi saat ini, sangat mendesak Zud
b.      Jenia watak curang
Bukti :
Wisnu:    Kenapa? Kita sahabat Zud, kita harus kerjasama
Jenia:      Iya Zud, kita harus kerja sama
Adi:        Iya, kau kan yang paling pintar disini Zud
c.       Erista watak curang
Bukti :
Wisnu:    biarkan, kita lihat di buku saja
Wisnu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Erista menanyakan hasilnya.
Erista:        Bagaimana Ban? Ada tidak?
Wisnu:    ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C
d.      Wisnu watak curang
Bukti :
Wisnu:    biarkan, kita lihat di buku saja
Wisnu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Erista menanyakan hasilnya.
Erista:        Bagaimana Ban? Ada tidak?
Wisnu:    ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C
e.      Adi watak curang dan pemarah
Bukti :
Zuhdi:      tetap tidak bisa
Adi:        yasudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Zud, dan kami urus diri kami sendiri. (marah dan kesal)
Wisnu:    biarkan, kita lihat di buku saja
f.        Guru watak tegas
Bukti :
Guru:    Kalian ini, mencontek terus. Keluar kalian
Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera.
3.       Ruang kelas atau sekolahan
4.       Kutipan tahapan alur yang menunjukan klimaks
Jenia:      Iya Zud, kita harus kerja sama
Adi:        Iya, kau kan yang paling pintar disini Zud
Zuhdi:      tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman
Erista:        Kenapa memang Zud? Hanya 5 soal saja!
Zuhdi:      Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Saya tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Saya minta maaf
Erista:Tapi saat ini, sangat mendesak Zud
Jenia:        Iya Zud, bantu kami
Zuhdi:      tetap tidak bisa
Adi:        yasudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Zud, dan kami urus diri kami sendiri. (marah dan kesal)
5.       Penulis ingin menyampaikan agar kita bekerja sama dalam hal-hal yang baik dan tidak boleh bekerja sama dalam hal-hal yang buruk karena semua hal buruk resikonya juga buruk dan merugikan diri sendiri
C.      RUBRIK PENILAIAN
No
Kriteria Jawaban
Sekor
1
·         Menjawab sama dengan kunci jawaban
·         Menjawab beda dengan kunci jawaban atau tidak menjawab
1
0
2
·         Menjawab sama dengan kunci jawaban
·         Menjawab beda dengan kunci jawaban atau tidak menjawab
1
0
3
·         Menjawab sama dengan kunci jawaban
·         Menjawab beda dengan kunci jawaban atau tidak menjawab
1
0
4
·         Menjawab sama dengan kunci jawaban
·         Menjawab beda dengan kunci jawaban atau tidak menjawab
1
0
5
·         Menjawab sama dengan kunci jawaban
·         Menjawab beda dengan kunci jawaban atau tidak menjawab
1
0
6
·         menjawab mirip dengan rambu-rambu jawaban atau tidak terlalu jauh dari rambu-rambu jawaban
·         menjawab agak jauh dari kuci jawaban
·         menjawab salah
·         tidak menjawab
3

2
1
0
7
·         menjawab mirip dengan rambu-rambu jawaban atau tidak terlalu jauh dari rambu-rambu jawaban
·         menjawab agak jauh dari kuci jawaban
·         menjawab salah
·         tidak menjawab
3

2
1
0
8
·         menjawab mirip dengan rambu-rambu jawaban atau tidak terlalu jauh dari rambu-rambu jawaban
·         menjawab agak jauh dari kuci jawaban
·         menjawab salah
·         tidak menjawab
3

2
1
0
9
·         menjawab mirip dengan rambu-rambu jawaban atau tidak terlalu jauh dari rambu-rambu jawaban
·         menjawab agak jauh dari kuci jawaban
·         menjawab salah
·         tidak menjawab
3

2
1
0
10
·         menjawab mirip dengan rambu-rambu jawaban atau tidak terlalu jauh dari rambu-rambu jawaban
·         menjawab agak jauh dari kuci jawaban
·         menjawab salah
·         tidak menjawab
3

2
1
0

Pedoman pensekoran
Perolehan sekor : sekor maksimum X 100 = Sekor Akhir
Misal
17 : 20 X 100 = 85
Berarti sekor akhirnya 85



C.     TUGAS TIGA
1.      Pendekatan saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik  dalam pembelajaran disajikan  sebagai berikut:
a.         Mengamati (observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan  mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor  81a, hendaklah  guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
b.         Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor  81a Tahun 2013, adalah  mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
c.         Mengumpulkan Informasi
Kegiatan “mengumpulkan informasi”  merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan  dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor  81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan  melalui eksperimen,  membaca sumber lain selain buku teks,  mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah  mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
d.         Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar
Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor  81a Tahun 2013, adalah memproses  informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan  informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah  mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.  Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.
f.          Mengkomunikasikan
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui  menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor  81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
2.      Teks cerita pendek SMA
3.      Garis Besar Materi
a.       Unsur instrinsik cerita pendek
1. Tema
Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai
titik tolak pengarang dalam memaparkan karya yang diciptakannya. (Aminudin, 2004: 83)
Keraf (1994: 107) menyatakan bahwa kata tema berasal dari kata tithenai,
bahasa Yunani yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan”. Menurut arti
katanya, tema berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah
ditempatkan. Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi pengarangnya. Dengan kata lain, tema merupakan sesuatu yang menjadi ide pikiran atau persoalan yang diungkapkan dalam sebuah cipta rasa.
Tema adalah suatu hal yang berkaitan dengan pandangan, pendapat, atau
sikap pengarang terhadap suatu masalah sedangkan masalah adalah suatu hal yangharus diselesaikan. Sebuah tema pada dasarnya merupakan abstraksi dari suatu masalah. Oleh karena itu, tema sebuah karya sastra haruslah diabstraksikan dari masalah utama yang diungkapkan pengarang dalam karyanya.
2. Alur
Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa
sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita(Aminuddin, 2004: 83).
Loban dalam Aminuddin (2004: 84) menggambarkan gerak tahapan alur
seperti halnya gelombang. Gelombang itu berawal dari (1) eksposisi (2) komplikasi atau intrik-intrik awal yang akan berkembang menjadi konflik, (3) klimaks (4) relevasi atau penyingkatan tabir suatu problem, dan (5) denoument atau penyelesaian yang membahagiakan, atau dapat disebut sebagai catastrophe jika penyelesaian menyedihkan, ataupun solution jika penyelesaian yang masih bersifat terbuka karena pembaca sendirilah yang dipersilakan menyelesaikan melalui daya imajinasinya.
3. Latar (Setting)
Latar adalah tempat, waktu, maupun situasi tertentu yang melatarbelakangi
peristiwa-peristiwa dalam cerita, baik latar ynag bersifat fisikal (berhubungan dengan tempat) maupun latar yang bersifat psikologis (berupa lingkungan atau benda-benda dalam lingkungan tertentu yang mampu menuasakan suatu makna yang mampu mengapit emosi pembaca) (Aminudin, 2000 : 69).
Fungsi latar adalah memberikan informasi tentang situasi bagaimana adanya
dan proyeksi keadaan batin para tokoh. Latar pun merupakan salah satu unsur yangpenting bagi penentuan nilai estetika karya satra serta salah satu fakta cerita yang harus diperhatikan.
4. Tokoh
Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa itu mampu menjalin suatu
cerita sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut denganpenokohan (Aminudin, 2004 : 79). Tokoh dalam sebuah cerpen dapat terdiri atas beberapa orang, tetapi berperan sebagai tokoh utama biasanya tidak lebih dari dua orang. Tokoh lain berfungsi sebagai penegas keberadaan tokoh utamanya. Tokoh utama biasanya menjadi sentral cerita, baik protagonis maupun antagonis.
Menurut Sumardjo dan Saini (1991: 65-66) , melukiskan suatu watak tokoh
dalam cerita dapat dilakukan melalui (1) perbuatannya, terutama bagaimana bersikap dalam menghadapi situasi kritis (2) ucapan-ucapannya (3) gambaran fisiknya, dan (4) keterangan langsung yang ditulis oleh pengarang.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita
yang dipaparkannya (Aminudin, 2004 : 90). Dalam menyuguhkan cerita, pengarang dapat mengambil atau memilih suatu posisi serta kedudukan tertentu terhadap suatu kisah yang dipaparkannya.
Ada kalanya seorang pengarang hanya mengambil posisi sebagai orang ketiga saja atau berada diluar cerita yang dikisahkannya. Namun, kemungkinan juga pengarang akan melibatkan diri serta ikut bermain sebagai salah satu tikih dalam cerita tanpa mengurangi sifat rekaan cerita tersebut. Sudut pandang penceritaan terdiri atas (1) Narrator omniscient, yaitu pengarang sebagai pelaku cerita (2) Narrator observer, yaitu pengarang sebagaipengamat terhadap pemunculan para pelaku serta hanya tahu dalam batas tertentu tentang perilakubatiniah para pelaku (3) Narrator observer omniscient, dan (4) Narrator the third person omniscient.
6. Amanat
Amanat adalah gagasan yang mendasari cerita atau pesan yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat merupakan pemecahan suatu tema yang mencerminkan pandangan hidup pengarang. Berdasarkan cara penyampaiannya, Nurgiyantoro (1995: 335) membaginya dalam dua wujud, yaitu penyampaian
langsung dan penyampaian tidak langsung.
b.      Unsur ekstrinsik cerita pendek
Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang tak kalah penting jika dibandingkan
dengan dengan unsur intrinsik. Unsur-unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen adalah unsur-unsur yang berada diluar cerpen tersebut. Tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan cerpen tersebut. “secara khusus unsur ekstrinsik dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi bangun cerita dalam sebuah karya sastra” (Nurgiyantoro, 1995 : 22). Unsur-unsur ekstrinsik yang dimaksud adalah :
1) Biografi, yaitu keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sifat, keyakinan.dan pandangan hidup yang semuanya itu akan mempengaruhi corak karya sastra yang ditulisnya;
2) Psikologi, baik psikologi yang mencakup proses kreatifnya, maupun penerapan prinsip psikologi politik dan sosial juga yang akan berpengaruh terhadap karya sastra yang diciptakannya;
3) Keadaan masyarakat di tempat pengarang pun dapat mempengaruhi karya yang dibuat pengarang, contohnya ekonomi, politik, dan sosial.

4.      Rancangan pelaksanaan  pembelajaran cerpen pada KD 4.1 kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik
4.1  Menginterpretasimaknateks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasikompleks, dan ulasan/reviu film/drama baik secara lisan maupun tulisan
No
Saintifik
Kegiatan
1.
Mengamati
Siswa membaca sebuah teks cerita pendek yang diberikan oleh guru
2.
Menanya
Siswa menanyakan mengenai hal-hal yang belum mereka pahami yang mereka temukn pada cerpen yang dibaca seperti bagaimana amanatnya dan lain sebagainya
3.
Mengumpulkan informasi
Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari informasi mengenai amanat cerpen tersebut dengan mencari pada sumber-sumber lain.
4.
Mengasosiasi
Siswa mencoba mencari tahu apa amanat dari teks cerita pendek tersebut dengan cara membacanya kembali dengan seksama untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Kemudian siswa mendiskusikan kembali bersama kelompok untuk memperoleh satu pandangan atau untuk menyatukan pendapat
5.
 Mengkomunikasikan
Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan


1 komentar: