Tugas Akhir Pembelajaran Apresiasi
Satra
Disusun guna memenuhi tugas Mata
Kuliah Pembelajaran Apresiasi Satra
Dosen pengampu Bu Nas Haryati
Oleh
NURUL AZIZ (2101412133)
KELOMPOK 6
ROMBEL 4
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
A. TUGAS
SATU
1. Langkah-langkah
pembelajaran cerpen menggunakan model strata
No
|
Strata
|
Kegiatan guru
|
Kegitan siswa
|
1.
|
Penjelajahan
|
Guru
memberikan sebuah cerpen berjudul “Kasihan”
|
Siswa
membaca cerpen dengan konsentrasi
|
2.
|
Interpretasi
|
Guru
membimbing siswa untuk menganalisis teks tersebut
|
Siswa
menganalisis cerpen tersebut
|
3.
|
Re-kreasi
|
Siswa
mengubah cerpen menjadi drama sesuai dengan bimbingan dari guru
|
Lampiran
“Kasihan”
Asri Kurnia
Aku tak kaget lagi. Sejak pertama bertemu, kakek itu selalu
membuatku bingung. Dulu, kakek itu tertawa sangat keras saat kusodori bingkisan
bakti sosial.
"Kau hanya memperkeruh suasana," ujar kakek itu.
Atau setidaknya itulah yang bisa aku tangkap di antara derai tawanya. Namun
sesaat kemudian kakek itu terdiam, "Kasihan, kasihan," ujarnya lagi
sambil menggelengkan kepala. Ia menepis bingkisan yang kuberikan. "Berikan
kepada yang lebih berhak."
Yang lebih berhak? Kupikir kakek itu juga berhak. Siapa yang lebih berhak dari
kakek-kakek kurus duduk sendirian di emper toko tanpa sehelai tikar?
"Berikan pada anak yatim, saya masih bisa
bekerja." Kakek itu kemudian melenggang pergi, meninggalkanku tak
mengerti.
Sombong. Begitu penilaian awalku. Menolak rezeki yang belum
tentu datang tiap hari. Apa pula namanya kalau bukan sombong? Tapi diam-diam
aku kagum pada kakek itu. Jarang ada orang sepertinya. Kebanyakan cenderung
bermental pengemis. Selalu ingin diberi dan diberi. Ingin fasilitas terbaik
tapi dengan biaya murah bahkan gratis.
Aku dan teman-teman menjumpai kakek itu lagi sepulang
sekolah. Aku melihat kakek itu di seberang jalan, aku dan teman-teman hanya
mengamati dari jauh. Tebak apa yang dilakukannya? Ia menyapu jalanan.
Dikumpulkannya sedikit demi sedikit daun-daun, kantong dan botol plastik, lalu
dimasukkannya dalam karung. Tak lama kemudian ia beristirahat, melihat ke
arahku sambil geleng-geleng kepala.
Aku tertegun. Kuakui kakek itu benar. Oh, aku paham sekarang apa yang dimaksud
kakek itu. Agak miris juga melihat tebaran sampah di alun-alun yang seharusnya
bersih.
Tak lama kemudian kakek itu selesai. Ia tersenyum memandang
hasil kerjanya. Tuh kan, Kakek ini pasti sudah rindu mencangkul seperti saat
muda dulu. Aku ikut memasukkan bibit dan menimbun dengan tanah. Senyum
kakek itu melebar.
"Minum, Kek?" aku menawarinya lagi.
Kakek itu tak menjawab. Ia malah tersenyum memandangku.
Entah keringat atau bukan, ada air yang membias sinar matahari sore di dekat
matanya. "Kakek rindu mencangkul? Rindu desa?"
Kakek itu diam lagi. Ia menggeleng, lalu mengangguk.
"Saya sudah lama melupakan desa. Saya sudah pikun. Terlalu lama tinggal di
sini membuat saya lupa bagaimana desa saya dulu. Tapi ada satu yang masih saya
ingat. Saya tak akan pernah lupa segarnya udara saat kecil dulu. Saya hanya
ingin kamu menghirup udara yang dulu sempat saya hirup."
B. TUGAS
DUA
1. Kompetensi
Dasar
13.1Menemukan unsur-unsur intrinsik teks drama yang dididengar melalui pembacaan
2. Indikator
Soal
1. Disajikan
sebuah pengertian siswa mampu mengetahui pengertian tersebut pengertian dari
apa
2. Disajikan
sebuah pengertian siswa mampu mengetahui pengertian tersebut pengertian dari
apa
3. Disajikan
sebuah pengertian siswa mampu mengetahui pengertian tersebut pengertian dari
apa
4. Disajikan
sebuah pengertian siswa mampu mengetahui pengertian tersebut pengertian dari
apa
5. Disajikan
sebuah pengertian siswa mampu mengetahui pengertian tersebut pengertian dari
apa
6. Disajikan
sebuah teks drama siswa mampu menyebutkan tema dari drama tersebut
7. Disajikan
sebuah teks drama siswa mampu menyebutkan tokoh dan wataknya serta bisa
membubuhkan bukti
8. Disajikan
sebuah teks drama siswa mampu menyebutkan latar dari drama tersebut
9. Disajikan
sebuah teks drama siswa mampu menuliskan kutipan yang menunjukan tahapan
klimaks
10. Disajikan
sebuah teks drama siswa mampu menyebutkan amanat yang ingin disampaikan tokoh
memlalui drama
3. Teks
drama
Sahabat
Sejati
Pemeren
: (1) Adi, (2) Zuhdi, (3) Wisnu, (4) Erista, (5) Jenia, (6) Guru
Pada
suatu ketika dimana nilai keadilan sedang dipertanyakan. Saat sedang
diadakannya ujian semester. Adi dan Wisnu duduk sebangku, Erista dan Jenia
duduk sebangku di depannya, sementara itu Zuhdi duduk sendirian disamping
tempat duduk Wisnu.
Kala
itu, mata pelajaran yang sedang di ujiankan adalah pelajaran matematika. Semua
murid terlihat kebingungan dan memperlihatkan raut putus asa melihat kerumitan
soalnya. Kemudian terjadilah percakapan antara mereka yaitu, Adi, Zuhdi, Wisnu,
Erista dan Jenia.
Wisnu: Jen, saya minta jawaban soal nomor 5 dan 6!
Jenia: A dan C
Erista: Kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya
apa Ban?
Wisnu: 10 A, 11 D, nomor 15 saya belum
Adi: Huss, jangan kencang-kencang nanti gurunya
dengar
Erista: Soalnya sulit sekali, masih banyak yang
belum saya kerjakan
Mereka
berempat saling menyontoh satu sama lain seperti pelajar lainnya. Tapi tidak
dengan Zuhdi, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa
mencontek.
Wisnu: Zud,kau sudah selesai?
Zuhdi: Belum, tinggal 3 soal lagi
Wisnu: Saya minta jawaban nomor 15 sampai 20 Zud!
Zuhdi: Tidak Bisa Ban,
Wisnu: Kenapa? Kita sahabat Zud, kita harus
kerjasama
Jenia: Iya Zud, kita harus kerja sama
Adi: Iya, kau kan yang paling pintar disini
Zud
Zuhdi: tapi bukan kerjasama seperti ini
teman-teman
Erista: Kenapa memang Zud? Hanya 5 soal saja!
Zuhdi: Mencontek atau pun memberi contek adalah hal
buruk, yang dosa nya sama. Saya tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula
member contek ke kalian. Saya minta maaf
Erista:Tapi
saat ini, sangat mendesak Zud
Jenia: Iya Zud, bantu kami
Zuhdi: tetap tidak bisa
Adi: yasudah, biarkan. Urus saja dirimu
sendiri Zud, dan kami urus diri kami sendiri. (marah dan kesal)
Wisnu: biarkan, kita lihat di buku saja
Wisnu
lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat
rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Erista menanyakan hasilnya.
Erista: Bagaimana Ban? Ada tidak?
Wisnu: ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18
B, 19 A, 20 C
Kareana
suara Wisnu yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri
mereka berempat.
Guru: Kalian ini, mencontek terus. Keluar kalian
Mereka
berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera.
Wisnu: Saya tidak menyangka akan seperti ini
Jenia: Saya juga tidak menyangka, akan dihukum
Erista: Seharusnya kita belajar ya
Adi: Iya, Zuhdi benar
Wisnu: Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya
yah!
Erista: Saya menyesal!
Adi,Jenia&Wisnu: Saya juga bersama
Setelah
itu Zuhdi keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Zuhdi ikut berdiri
hormat seperti yang lain.
Jenia: kenapa Zud? Kau di hukum juga?
Zuhdi: Tidak, saya ingin menjalani hukuman
kalian juga. Kita sahabat kan? Saya ingin kita bersama
Erista: saya berharap ini menjadi pelajaran
kita semua
Jenia: dan tidak kita ulangi lagi
Adi: Kita sahabat sejati
Kemudian,
mereka semua menjalani hukuman dengan suka rela dan penuh kebahagiaan. Mereka
berkeyakinan bahwa persahabatan akan mengalahkan energi negatif, dan dengan
persahabatan mereka percaya semuanya akan menjadi lebih baik.
4. Instrumen
Penilaian
A.
Soal
PILIHAN GANDA
1.
Ide dasar atau pijakan pokok penggambaran cerita
dalam drama adalah ?\
a.
Tema
b.
Tokoh
c.
Amanat
d.
Alur
2.
Tokoh yang memiliki
kehendak tertentu dalam cerita adalah ?
a.
Tokoh Penentang
b.
tokoh utama
c.
TokohPenengah
d.
Figuran
3.
Percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam drama
adalah ?
a.
Prolog
b.
Monolog
c.
Dialog
d.
Epilog
4.
Rangkaian peristiwa dalam
konflik yang dijalin dengan saksama dan menggerakan jalan cerita adalah ?
a.
Tema
b.
Tokoh
c.
Amanat
d.
Alur
5.
Ajaran moral/pesan yang ingin disampaikan pengarang
kepada pembaca/penonton melalui karyanya adalah ?
a.
Tema
b.
Tokoh
c.
Amanat
d.
Alur
URAIAN
i.
Bacalah teks drama di bawah
ini
Sahabat Sejati
Pemeren : (1) Adi, (2) Zuhdi, (3)
Wisnu, (4) Erista, (5) Jenia, (6) Guru
Pada suatu ketika dimana nilai
keadilan sedang dipertanyakan. Saat sedang diadakannya ujian semester. Adi dan
Wisnu duduk sebangku, Erista dan Jenia duduk sebangku di depannya, sementara
itu Zuhdi duduk sendirian disamping tempat duduk Wisnu.
Kala itu, mata pelajaran yang
sedang di ujiankan adalah pelajaran matematika. Semua murid terlihat
kebingungan dan memperlihatkan raut putus asa melihat kerumitan soalnya.
Kemudian terjadilah percakapan antara mereka yaitu, Adi, Zuhdi, Wisnu, Erista
dan Jenia.
Wisnu: Jen, saya minta jawaban soal nomor 5 dan 6!
Jenia: A dan C
Erista: Kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya
apa Ban?
Wisnu: 10 A, 11 D, nomor 15 saya belum
Adi: Huss, jangan kencang-kencang nanti
gurunya dengar
Erista: Soalnya sulit sekali, masih banyak yang
belum saya kerjakan
Mereka berempat saling menyontoh
satu sama lain seperti pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Zuhdi, ia terlihat
rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek.
Wisnu: Zud,kau sudah selesai?
Zuhdi: Belum, tinggal 3 soal lagi
Wisnu: Saya minta jawaban nomor 15 sampai 20 Zud!
Zuhdi: Tidak Bisa Ban,
Wisnu: Kenapa? Kita sahabat Zud, kita harus
kerjasama
Jenia: Iya Zud, kita harus kerja sama
Adi: Iya, kau kan yang paling pintar disini
Zud
Zuhdi: tapi bukan kerjasama seperti ini
teman-teman
Erista: Kenapa memang Zud? Hanya 5 soal saja!
Zuhdi: Mencontek atau pun memberi contek adalah
hal buruk, yang dosa nya sama. Saya tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula
member contek ke kalian. Saya minta maaf
Erista:Tapi saat ini, sangat
mendesak Zud
Jenia: Iya Zud, bantu kami
Zuhdi: tetap tidak bisa
Adi: yasudah, biarkan. Urus saja dirimu
sendiri Zud, dan kami urus diri kami sendiri. (marah dan kesal)
Wisnu: biarkan, kita lihat di buku saja
Wisnu lalu mengeluarkan buku dari
kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di
dalamnya. Lalu Erista menanyakan hasilnya.
Erista: Bagaimana Ban? Ada tidak?
Wisnu: ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18
B, 19 A, 20 C
Kareana suara Wisnu yang agak
terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.
Guru: Kalian ini, mencontek terus. Keluar kalian
Mereka berempat di hukum di
lapangan untuk menghormati tiang bendera.
Wisnu: Saya tidak menyangka akan seperti ini
Jenia: Saya juga tidak menyangka, akan dihukum
Erista: Seharusnya kita belajar ya
Adi: Iya, Zuhdi benar
Wisnu: Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya
yah!
Erista: Saya menyesal!
Adi,Jenia&Wisnu: Saya juga bersama
Setelah itu Zuhdi keluar dari
kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Zuhdi ikut berdiri hormat seperti yang
lain.
Jenia: kenapa Zud? Kau di hukum juga?
Zuhdi: Tidak, saya ingin menjalani hukuman
kalian juga. Kita sahabat kan? Saya ingin kita bersama
Erista: saya berharap ini menjadi pelajaran
kita semua
Jenia: dan tidak kita ulangi lagi
Adi: Kita sahabat sejati
Kemudian, mereka semua menjalani
hukuman dengan suka rela dan penuh kebahagiaan. Mereka berkeyakinan bahwa
persahabatan akan mengalahkan energi negatif, dan dengan persahabatan mereka
percaya semuanya akan menjadi lebih baik.
ii.
Jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut
1. Apa tema teks drama di atas?
2. Sebutkan semua tokoh dalam cerita dan sebutkan wataknya serta
berikan bukti !
3. Dimanakah latar atu setting drama di atas?
4. Tulislah kutipan drama yang menunjuk pada tahapan alur klimak !
5. Apa amanat yang ingin disampaikan penulis melalui teks drama
diatas!
B. Kunci jawaban ? rambu-rambu jawaban
Pilihan Ganda
1.
A
2.
B
3.
C
4.
D
5.
C
Uraian
1.
Pendidikan / Sosial
2.
Tokoh dan watak tokoh drama
a.
Zuhdi watak nya baik
Bukti :
Zuhdi: tapi
bukan kerjasama seperti ini teman-teman
Erista:
Kenapa memang Zud? Hanya 5 soal saja!
Zuhdi:
Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama.
Saya tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Saya
minta maaf
Erista:Tapi saat ini, sangat mendesak Zud
b.
Jenia watak curang
Bukti :
Wisnu:
Kenapa? Kita sahabat Zud, kita harus kerjasama
Jenia: Iya
Zud, kita harus kerja sama
Adi: Iya,
kau kan yang paling pintar disini Zud
c.
Erista watak curang
Bukti :
Wisnu:
biarkan, kita lihat di buku saja
Wisnu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya
secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Erista
menanyakan hasilnya.
Erista:
Bagaimana Ban? Ada tidak?
Wisnu: ada,
kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C
d.
Wisnu watak curang
Bukti :
Wisnu:
biarkan, kita lihat di buku saja
Wisnu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya
secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Erista
menanyakan hasilnya.
Erista:
Bagaimana Ban? Ada tidak?
Wisnu: ada,
kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C
e.
Adi watak curang dan pemarah
Bukti :
Zuhdi:
tetap tidak bisa
Adi:
yasudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Zud, dan kami urus diri kami
sendiri. (marah dan kesal)
Wisnu:
biarkan, kita lihat di buku saja
f.
Guru watak tegas
Bukti :
Guru: Kalian
ini, mencontek terus. Keluar kalian
Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati
tiang bendera.
3.
Ruang kelas atau sekolahan
4.
Kutipan tahapan alur yang
menunjukan klimaks
Jenia: Iya
Zud, kita harus kerja sama
Adi: Iya,
kau kan yang paling pintar disini Zud
Zuhdi: tapi
bukan kerjasama seperti ini teman-teman
Erista:
Kenapa memang Zud? Hanya 5 soal saja!
Zuhdi:
Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama.
Saya tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Saya
minta maaf
Erista:Tapi saat ini, sangat mendesak Zud
Jenia:
Iya Zud, bantu kami
Zuhdi:
tetap tidak bisa
Adi:
yasudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Zud, dan kami urus diri kami
sendiri. (marah dan kesal)
5.
Penulis ingin menyampaikan
agar kita bekerja sama dalam hal-hal yang baik dan tidak boleh bekerja sama
dalam hal-hal yang buruk karena semua hal buruk resikonya juga buruk dan
merugikan diri sendiri
C. RUBRIK PENILAIAN
No
|
Kriteria
Jawaban
|
Sekor
|
1
|
·
Menjawab sama dengan
kunci jawaban
·
Menjawab beda dengan
kunci jawaban atau tidak menjawab
|
1
0
|
2
|
·
Menjawab sama dengan
kunci jawaban
·
Menjawab beda dengan
kunci jawaban atau tidak menjawab
|
1
0
|
3
|
·
Menjawab sama dengan
kunci jawaban
·
Menjawab beda dengan
kunci jawaban atau tidak menjawab
|
1
0
|
4
|
·
Menjawab sama dengan
kunci jawaban
·
Menjawab beda dengan
kunci jawaban atau tidak menjawab
|
1
0
|
5
|
·
Menjawab sama dengan
kunci jawaban
·
Menjawab beda dengan
kunci jawaban atau tidak menjawab
|
1
0
|
6
|
·
menjawab mirip dengan
rambu-rambu jawaban atau tidak terlalu jauh dari rambu-rambu jawaban
·
menjawab agak jauh dari
kuci jawaban
·
menjawab salah
·
tidak menjawab
|
3
2
1
0
|
7
|
·
menjawab mirip dengan
rambu-rambu jawaban atau tidak terlalu jauh dari rambu-rambu jawaban
·
menjawab agak jauh dari
kuci jawaban
·
menjawab salah
·
tidak menjawab
|
3
2
1
0
|
8
|
·
menjawab mirip dengan
rambu-rambu jawaban atau tidak terlalu jauh dari rambu-rambu jawaban
·
menjawab agak jauh dari
kuci jawaban
·
menjawab salah
·
tidak menjawab
|
3
2
1
0
|
9
|
·
menjawab mirip dengan
rambu-rambu jawaban atau tidak terlalu jauh dari rambu-rambu jawaban
·
menjawab agak jauh dari
kuci jawaban
·
menjawab salah
·
tidak menjawab
|
3
2
1
0
|
10
|
·
menjawab mirip dengan
rambu-rambu jawaban atau tidak terlalu jauh dari rambu-rambu jawaban
·
menjawab agak jauh dari
kuci jawaban
·
menjawab salah
·
tidak menjawab
|
3
2
1
0
|
Pedoman
pensekoran
Perolehan sekor
: sekor maksimum X 100 = Sekor Akhir
Misal
17 : 20 X 100 =
85
Berarti sekor
akhirnya 85
C. TUGAS
TIGA
1. Pendekatan
saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah
pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi
menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah
data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan
menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata
pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini
tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini,
tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau
sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran
disajikan sebagai berikut:
a. Mengamati (observasi)
Metode
mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning).
Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara
nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode
mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik.
Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor
81a, hendaklah guru membuka secara
luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui
kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,
membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun
kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari
informasi.
b. Menanya
Dalam
kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik
untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat.
Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan:
pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang
abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih
abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang
bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan
pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan
sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara
mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan
bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam
bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut
menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber
yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang
tunggal sampai sumber yang beragam.
Kegiatan
“menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013,
adalah mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun
kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis
yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
c. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan
“mengumpulkan informasi” merupakan
tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat
membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih
teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul
sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor
81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas
wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan
adalah mengembangkan sikap teliti,
jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
d. Mengasosiasikan/ Mengolah
Informasi/Menalar
Kegiatan
“mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan pembelajaran
sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini
dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya,
menemukan pola dari keterkaitan
informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Aktivitas
ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang
logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan
pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran
asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan
mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian
memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa
khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain.
Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan
berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.
f. Mengkomunikasikan
Pada
pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat
dilakukan melalui menuliskan atau
menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan
dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta
didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran
sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya.
Adapun
kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan
singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
2. Teks
cerita pendek SMA
3. Garis
Besar Materi
a. Unsur
instrinsik cerita pendek
1. Tema
Tema adalah ide yang
mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai
titik tolak pengarang
dalam memaparkan karya yang diciptakannya. (Aminudin, 2004: 83)
Keraf (1994: 107)
menyatakan bahwa kata tema berasal dari kata tithenai,
bahasa Yunani yang
berarti “menempatkan” atau “meletakkan”. Menurut arti
katanya, tema berarti
sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah
ditempatkan. Disebut
demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan
juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi pengarangnya.
Dengan kata lain, tema merupakan sesuatu yang menjadi ide pikiran atau
persoalan yang diungkapkan dalam sebuah cipta rasa.
Tema adalah suatu hal
yang berkaitan dengan pandangan, pendapat, atau
sikap pengarang
terhadap suatu masalah sedangkan masalah adalah suatu hal yangharus
diselesaikan. Sebuah tema pada dasarnya merupakan abstraksi dari suatu masalah.
Oleh karena itu, tema sebuah karya sastra haruslah diabstraksikan dari masalah
utama yang diungkapkan pengarang dalam karyanya.
2. Alur
Alur adalah rangkaian
cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa
sehingga menjalin suatu
cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita(Aminuddin, 2004:
83).
Loban dalam Aminuddin
(2004: 84) menggambarkan gerak tahapan alur
seperti halnya
gelombang. Gelombang itu berawal dari (1) eksposisi (2) komplikasi atau
intrik-intrik awal yang akan berkembang menjadi konflik, (3) klimaks (4)
relevasi atau penyingkatan tabir suatu problem, dan (5) denoument atau
penyelesaian yang membahagiakan, atau dapat disebut sebagai catastrophe jika
penyelesaian menyedihkan, ataupun solution jika penyelesaian yang masih
bersifat terbuka karena pembaca sendirilah yang dipersilakan menyelesaikan
melalui daya imajinasinya.
3. Latar (Setting)
Latar adalah tempat,
waktu, maupun situasi tertentu yang melatarbelakangi
peristiwa-peristiwa
dalam cerita, baik latar ynag bersifat fisikal (berhubungan dengan tempat)
maupun latar yang bersifat psikologis (berupa lingkungan atau benda-benda dalam
lingkungan tertentu yang mampu menuasakan suatu makna yang mampu mengapit emosi
pembaca) (Aminudin, 2000 : 69).
Fungsi latar adalah
memberikan informasi tentang situasi bagaimana adanya
dan proyeksi keadaan
batin para tokoh. Latar pun merupakan salah satu unsur yangpenting bagi
penentuan nilai estetika karya satra serta salah satu fakta cerita yang harus
diperhatikan.
4. Tokoh
Tokoh adalah pelaku
yang mengemban peristiwa itu mampu menjalin suatu
cerita sedangkan cara
pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut denganpenokohan (Aminudin,
2004 : 79). Tokoh dalam sebuah cerpen dapat terdiri atas beberapa orang, tetapi
berperan sebagai tokoh utama biasanya tidak lebih dari dua orang. Tokoh lain
berfungsi sebagai penegas keberadaan tokoh utamanya. Tokoh utama biasanya
menjadi sentral cerita, baik protagonis maupun antagonis.
Menurut Sumardjo dan
Saini (1991: 65-66) , melukiskan suatu watak tokoh
dalam cerita dapat
dilakukan melalui (1) perbuatannya, terutama bagaimana bersikap dalam
menghadapi situasi kritis (2) ucapan-ucapannya (3) gambaran fisiknya, dan (4)
keterangan langsung yang ditulis oleh pengarang.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah
cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita
yang dipaparkannya
(Aminudin, 2004 : 90). Dalam menyuguhkan cerita, pengarang dapat mengambil atau
memilih suatu posisi serta kedudukan tertentu terhadap suatu kisah yang
dipaparkannya.
Ada kalanya seorang
pengarang hanya mengambil posisi sebagai orang ketiga saja atau berada diluar
cerita yang dikisahkannya. Namun, kemungkinan juga pengarang akan melibatkan
diri serta ikut bermain sebagai salah satu tikih dalam cerita tanpa mengurangi
sifat rekaan cerita tersebut. Sudut pandang penceritaan terdiri atas (1)
Narrator omniscient, yaitu pengarang sebagai pelaku cerita (2) Narrator
observer, yaitu pengarang sebagaipengamat terhadap pemunculan para pelaku serta
hanya tahu dalam batas tertentu tentang perilakubatiniah para pelaku (3)
Narrator observer omniscient, dan (4) Narrator the third person omniscient.
6. Amanat
Amanat adalah gagasan
yang mendasari cerita atau pesan yang ingin
disampaikan pengarang
kepada pembaca. Amanat merupakan pemecahan suatu tema yang mencerminkan
pandangan hidup pengarang. Berdasarkan cara penyampaiannya, Nurgiyantoro (1995:
335) membaginya dalam dua wujud, yaitu penyampaian
langsung dan
penyampaian tidak langsung.
b. Unsur
ekstrinsik cerita pendek
Unsur ekstrinsik
merupakan unsur yang tak kalah penting jika dibandingkan
dengan dengan unsur
intrinsik. Unsur-unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen adalah unsur-unsur yang
berada diluar cerpen tersebut. Tetapi secara tidak langsung mempengaruhi
bangunan cerpen tersebut. “secara khusus unsur ekstrinsik dapat dikatakan
sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi bangun cerita dalam sebuah karya sastra”
(Nurgiyantoro, 1995 : 22). Unsur-unsur ekstrinsik yang dimaksud adalah :
1) Biografi, yaitu
keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sifat, keyakinan.dan
pandangan hidup yang semuanya itu akan mempengaruhi corak karya sastra yang
ditulisnya;
2) Psikologi, baik
psikologi yang mencakup proses kreatifnya, maupun penerapan prinsip psikologi
politik dan sosial juga yang akan berpengaruh terhadap karya sastra yang
diciptakannya;
3) Keadaan masyarakat
di tempat pengarang pun dapat mempengaruhi karya yang dibuat pengarang,
contohnya ekonomi, politik, dan sosial.
4. Rancangan
pelaksanaan pembelajaran cerpen pada KD
4.1 kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik
4.1 Menginterpretasimaknateks
cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasikompleks, dan
ulasan/reviu film/drama baik
secara lisan maupun tulisan
No
|
Saintifik
|
Kegiatan
|
1.
|
Mengamati
|
Siswa
membaca sebuah teks cerita pendek yang diberikan oleh guru
|
2.
|
Menanya
|
Siswa
menanyakan mengenai hal-hal yang belum mereka pahami yang mereka temukn pada
cerpen yang dibaca seperti bagaimana amanatnya dan lain sebagainya
|
3.
|
Mengumpulkan
informasi
|
Siswa
berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari informasi mengenai amanat cerpen
tersebut dengan mencari pada sumber-sumber lain.
|
4.
|
Mengasosiasi
|
Siswa
mencoba mencari tahu apa amanat dari teks cerita pendek tersebut dengan cara membacanya
kembali dengan seksama untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Kemudian siswa
mendiskusikan kembali bersama kelompok untuk memperoleh satu pandangan atau
untuk menyatukan pendapat
|
5.
|
Mengkomunikasikan
|
Siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan
|
Klo latar waktu ama suasananya ap? Yang Sahabat Sejati
BalasHapus