Jumat, 25 September 2015

drama pendek nasionalisme


PISANG LANANG
Karya Bang Ajiz
Tokoh :  1. KAKEK : Veteran yang sangat menjunjung tinggi nasionalisme
2. NENEK : Istri kakek yang setia namun agak sensitif
3. JOSEP : Anak sekolah yang nurut

PAGI HARI DI SEBUAH RUMAH TUA. ADA SEORANG KAKEK YANG HIDUP HANYA DENGAN ISTRINYA. BELIAU ADALAH MATAN VETERAN YANG SEDANG MERATAPI NASIB NEGERI INI.
Kakek : (Memegang topi veteran dan mengusap-usapnya) “hancur-hancur hancurr.. hancur sudah negara yang dulu kakek bela mati matian. Kini dimainkan seenaknya sendiri demi kepentingn perut sendiri. Sedih kakek ini sedihh. Sayang hanya kamu peninggalan kakek satu-satunya. Sayang setiap memegangmu kakek teringat masa gagah kakek. Teringat akan perang-perang melawan penjajah yang keji itu. Tapi sekarang hancurr hancurr.. moral anak makin rusak. Kemarin kakek lewat rumah orang dengar berita anak-anak SMP pada tawuran. Kakek Cuma bisa ngelus dada.. hancurr hancurrr..”
TIBA-TIBA MUNCUL NENEK  DENGAN PENUH EMOSI MEMUKUL SANG KAKEK
Nenek : “apa kek? Lagi mikirin siapa nenek denger dari belakang dari tadi sayang seyeng sayang seyeng” (dengan emosi) mikirke mantanmu kek? Iya mantanmu ? inget umur kek inget umur. Kulit sudah keriput seperti itu . nenek ini kurang apa kek? Inget siapa yang selalu ngerokin nek kakek masuk angin.? Siapa yang nyetrikain baju buat kakek? Siapa yang masakin buat kakek.?”
SI NENEK MELAPAS CINCIN PEMBERIAN KAKEK
Nenek : “ini kek nenek tidak butuh cincin ini lagi. Apa arti hidup bersama jika hati kakek masih untuk perempuan londo itu. Nenek benci kakek !”

NENEK HENDAK PERGI KEBELAKANG KARENA JENGKEL NAMUN KAKEK MEMEGANG TANGAN SI NENEK DAN KEMBALI MENGAMBIL CINCIN ITU
Kakek : “nek, jangan tiba-tiba langsung marah begitu. Kakek bukanya sedang memikirkan mantan kakek dulu nek. Cintaku Cuma buat nenek. Meskipun sampai sekarang kita tidak dikaruniai anak tapi cinta kakek hanya untuk nenek”.
Nenek : “apa kek?”
Kakek : “iya nek cuma nenek satu-satunya yang kakek cinta. Ini.. ini.. yang tadi kakek renungi. Ini nek.. ( sambil menunjukan topi veteran) ini yang kakek sayangkan. Dahulu dengan topi ini kakek berjuang demi menegakan merah putih. Tapi apa sekarang.. liat nek generasi muda sekarang sama sekali tidak menghargai perjuangan kakek dahulu..”
Nenek : “apa benar yang kakek katan barusan?”
Kakek : “benar nek.. sungguh.. kakek tak berdusta. Coba ingat.. apakah dari pertama kita jadian dahulu ketika tanggal 16 desember tahun 1945 tepat setelah selesainya pertempuran ambarawa melawan sekutu samapai sekarang kakek pernah mendustaimu nek?”
Nenek : “iya kek. Memang kakek tak pernah berdusta.. tapi nenek masih kerap kebayang tentang mantan kakek orang belanda itu kek..”
Kakek : “sudahlah nek yang lalu biarlah berlalu.. kita ini sudah tua . sudah tak patut membicarakan masalah cinta. Lebih baik sekarang cinta kita kita tujukan kepada tuhan maha pencipta alam. Siapa tau besok atau lusa bahkan nanti kita sudah tak ada lagi di dunia ini..”
Nenek : “iya kek. Maafin nenek..”
Kakek : “iya nek. Sudikah nenek membuatkan secangkir kopi untuk menghangatkan tulang belulang kakek yang renta ini”
Nenek : (sambil berjalan kebelakang) “hem ini kalau ada maunya.. manisnya..”
KAKEK MENDEKATI KURUNGAN BURUNG YANG SUDAH TAK ADA ISINYA.
Kakek : “ngger-ngger.. andaisaja kamu tak dicuri orang. Mungkin kakek akan lebih bahagia di pagi ini. Mendengar siulanmu yang merdu.. menenangkan hati. Kamu sedang apa disana ngger.. pakan di majikanmu yang baru kamu di beri makan, di mandikan, dan di jemur seperti apa yang kakek lakukan setiap hari?”
KAKEK MENCOBA MEMASANG KANDANG BRURNG KE DINDING NAMUN TIDAK BISA KARENA TIDAK ADA TEMPATNYA. KEMUDIAN ADA ANAK SEKOLAH BERJALAN LEWAT DEPAN RUMAH KAKEK
Kakek : “nak..!”
Josep : “iya kek ada apa?”
Kakek : “kesini sebentar..”
Josep : “iya kek.. ada apa?”
Kakek : “pegangin ini. Burung kakek..”
 Josep : “baik kek”
Kakek : “nama kamu siapa ngger?”
Josep : “Josep kek?”
Kakek : “siapa?”
Josep : (ke kuping kakek karena sudah rada terganggu pendengarannya) “Je O Es E Pe josep”
Kakek : “jo sep . jonya bejo sepnya kasep. Sepertinya tidak salah orangtuamu memberi nama kamu josep. Orangnya kasep dan semoga nasibnya  bejo. Tidak seperti kakek yang renta ini. Sudah tidak ada yang memperhatikan lagi.”
Nenek : “ini kek kopinya. Itu siapa anak mau berangkat sekolah kok kakek cegat. Kamu sekoalh dimana ngger?”
Josep : “SMPN 1 AMBARAWA nek”
Kakek : “anak SMP N 1 AMBARAWA memang nurut-nurut manut-manut. Seperti burung kakek dulu. Ketika kakek suruh bersiul pasti mau.. ketika kakek suruh tidur juga mau.”
Josep : “terus saya ngapin suruh ngapain di sini?”
Kakek : “sudah kamu pegin burung kakek dulu..”
Josep : “kan gak ada burungnya kek..”
Kakek : “burung itu memang sudah tidak ada. Tetapi jiwanya masih tertanam didada kakek. Seperti burung lambang negara kita..”
Josep : “tapi saya mau sekolah kek..”
Kakek : “sekolah itu gampang.. sini dulu kakek punya sesuatu buat kamu ngger,, (menambil sebuah pisang)”
Josep : “apa ini kek?”
Kakek : “kamu anak sekolah tapi kamu tidak tau itu apa? Kamu disekolah ngapain saja?”
Josep : “belajar lah kek”
Kakek : “itu pisang. Ya sudah sekarang apa yang bisa kamu pelajari dari pisang?”
Josep : “buah pisang bisa melancarkan pencernaan kek”
Kakek : “itu manfaatnya.!”
Josep : “lha terus apa kek?”
Kakek : “pisang itu simbol laki-laki..”
Josep : “kakek sudah tua tapi ngeres..”
Kakek : “yang ngeres itu pikiran kamu ngger..pisang itu simbol laki-laki.. sekali berbuah pohonya akan mati tidak akan berbuah lagi. Jadi jiak kamu laki-laki sekali mengambil keputusan ya sudah itu keputusanmu . sekali berkata ya sudah pegang kata-katamu. Jadilah orang yang dpat di percaya. Jadilah orang yang tegas. Jadilah orang yang berprinsip layaknya sebuah pisang.”
Josep : oh begitu. Siap kek..
Kakek : jagalah terus kepisanganmu nak. Sekarang berangkatlah sekolah raih cita-citamu. Jadilah orang yang berprinsip

JOSEP BERANGKAT SEKOLAH DAN KAKEK MASUK KE RUMAH 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar