Nurul Aziz /
2101412133
Sekolah
|
: SMP NEGERI 1 AMBARAWA
|
|
Mata
Pelajaran
|
: Bahasa
Indonesia
|
|
Kelas /Semester
|
: VIII/1
|
|
Standar
Kompetensi
|
: 5. Mengapresiasi pementasan
drama
|
|
Kompetensi
Dasar
|
: 5.2 Mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama
|
|
Indikator
|
(1) Mampu menentukan karakter tiap tokoh
(2) Mampu mengevaluasi pemeranan tokoh berdasarkan karakter yang seharusnya
diperankan dengan alasan yang logis
|
|
Alokasi
Waktu
|
: 2
X 40 menit ( 1 pertemuan)
|
1. Tujuan
Pembelajaran
1.1 Siswa mampu menentukan karakter tiap tokoh
1.2 Siswa
mampu mengevaluasi pemeranan tokoh berdasarkan karakter yang seharusnya
diperankan dengan alasan yang logis
2. Materi
Pembelajaran
2.1
Mencari tahu watak tokoh dalam drama
Cara
mengetahui watak tokoh drama
A.
Secara langsung
B.
Segi fisik tokoh
C.
Jalan pikiran tokoh
D.
Melukiskan sekitar keadaan tokoh
E.
Melukiskan pandangan tokoh terhadap tokoh lain
Pemeran atau pemain drama harus
mampu menghafalkan dialog yang tertulis dalam naskah drama. Selain itu ia juga
harus mampu menafsirkan watak tokoh yang diperagakannya. Oleh karena itu,
pemain harus berlatih berulang-ulang agar peran yang dilakukannya benar,
artinya sesuai dengan naskah drama tersebut.
1. Perhatikan dialog berikut ini!
Ibu : Sudah sebulan ayahmu pergi
tetapi .... (menghela napas) ... tak ada kabar beritanya. Apakah ia .... (tak
jadi melanjutkan).
Nanda : Jangan begitu bu .... barangkali ayah terlalu sibuk (mendekat ke
ibunya sambil tersenyum).
Ibu : Yah, mudah-mudahan! (sambil menjahit baju).
Rika : Mbak .... lihat .... lihat ... baca nih!Ini ...!
(tergopoh-gopoh sambil membawa koran).
Nanda : Ada apa? Kamu selalu membuat ribut!
Rika : Lihat Mbak! Bukankah ... ini ayah! Benar, kan! (menunjukkan
koran).
Nanda : Hah .... benarkah! Tidak .... tidak ....(terkejut dan tibatiba
menangis, menutup mukanya!).
Ibu : Berwatak sabar, sedikit pucat karena sakit-sakitan.
bukti
Nanda : Bijaksana, penuh perhatian, terlihat dewasa.
Rika : Emosional dan kekanak-kanakan.
3. Metode
Pembelajaran
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Pemodelan
d. Penugasan
I.
Langkah-langkah Pembelajaran : …
Pertemuan Pertama,
a. Kegiatan Awal
1. Guru mengecek
kehadiran siswa, sambil meminta siswa untuk menyiapkan buku pelajaran. (Menyiapkan
siswa untuk sispa belajar)
2.
Menceritakan sebuah film yang mungkin pernah mereka tonton . (Apersepsi)
3. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran. (Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa)
4. Guru
menyampaikan rincian pokok-pokok materi pembelajaran.
b.
Kegiatan Inti
1. Siswa mendengarkan
pejelasan guru mengenai materi drama. (Eksplorasi)
2. Siswa mendengarkan
tentang cara mengetahui watak tokoh. (Eksplorasi)
3.Siswa dikelompokan
menjadi beberapa kelompok dengan 4 siswa dalam satu kelompoknya.
4. Siswa dalam kelompok
berdiskusi membuat sepenggal naskah drama (Eksplorasi)
6. Siswa mencoba membuat
naskah drama beserta penjelasan watak dan buktinya. (Elaborasi)
7. Setiap kelompok maju
mempraktikan naskah dramanya kemudian kelompok yang lain memberikan komentar
dan juga pertanyaan seputar watak tokoh. (Konfirmasi)
c.
Kegiatan
Akhir
1. Guru memberikan
komentar yang membangun berkait dengan hasil belajar siswa
2. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan
materi pembelajaran
3. Siswa diberikan tugas
rumah untuk mencari sebuah naskah drama kemudian dijelaksan bagaimana watak
tokohnya beserta buktinya.
II.
Alat/Bahan/Sumber
Belajar :
1. Media : A. Spidol dan Papan Tulis
B. Lembar
Kerja
2. Sumber Belajar : LKS Pakar Kelas VIII, Buku BSE Kelas VIII
III.
Penilaian :
a. Jenis/teknik :
Perbuatan
b. Bentuk Instrumen : Unjuk
kerja
c. Soal /Instrumen :
Tugas
1. Buatlah sebuah naskah drama
kemudian cari tahu bagaimana wataknya dan berilah buktinya !
Contoh
Jawaban
Kehilangan Kalung
Siang hari sepulang sekolah, Bintoro, Tyas,
dan Dewi masih berada di didalam kelas. Mereka sedang mengerjakan tugas
kelompok untuk besok. Tiba-tiba datang Lulu ke dalam kelas sambil menangis
tersedu-sedu.
Lulu :
(Mengambil tempat duduk dibarisan depan) “Hu hu hu.”
Bintoro, Tyas, Dewi : (Menghampiri meja Lulu)
Tyas :
“Lulu, kamu kenapa nangis?”
Lulu :
(Terisak) “Kalung ibuku hilang.”
Dewi :
“Terus kenapa kamu nangis? Kan yang hilang kalung ibu kamu.” (heran)
Lulu :
“Tadi kan aku bawa kalungnya ke sekolah, terus pas jam istirahat, kalungnya
sudah hilang!”
Bintoro :
“Siapa suruh bawa kalung orang.”
Lulu :
(Sewot) “Ih! Kan kalungnya buat drama tadi!”
Tyas :
“Kamu udah nyari di tas belum? Mungkin nyelip.”
Lulu :
“Udah. Berkali-kali malah.” (memasang muka memelas)
Dewi :
“Di kolong meja?”
Lulu :
“Udah.”
Bintoro :
“Di kolong meja yang lainnya?”
Lulu :
“Udah juga. Emang kalian gak lihat aku keliling-keliling meriksa semua kolong
meja?”
Bintoro, Tyas, Dewi : (Menggeleng)
Lulu :
(Menutup wajahnya dengan kedua tangannya) “Kalau begini nanti aku gak bakal
dikasih uang jajan!”
Dewi :
“Ibu kamu lebay amat sampai uang
jajan dipotong segala.” (heran)
Lulu :
“Soalnya itu kalung emas asli.”
Bintoro,
Tyas, Dewi : (Serempak) “Oh.”
Bintoro :
“Jangan-jangan ulahnya si Eli lagi!” (mengacungkan jari telunjuknya)
Dewi :
“Bener juga, si Eli kan maling kelas kita!”
Tyas :
“Hei, gak boleh kayak gitu.”
Bintoro :
“Tapi kan, kenyataannya begitu!”
Dewi :
“Baru seminggu yang lalu dia ketahuan mencuri hp-nya si Sabrina.”
Tyas :
“Tapi kan dia sudah buat perjanjian
sama sekolah, ya kali gak kapok-kapok juga.”
Bintoro :
“Mungkin aja Ty.”
Tyas :
“Lu, coba kamu ingat-ingat. Kalau gak salah kalung ibu kamu kan kamu kasih
pinjam ke teman-teman. Mungkin kamu lupa mintanya?”
Lulu :
(Mencoba mengingat-ingat) “Hmm, tadi yang minjam itu si Gabriel, Merry,
Latinka, Haikal, Naomi, sama si Bintoro”
Dewi :
“Yang terakhir pinjam siapa?”
Lulu : “Antara Bintoro sama Naomi. Aku lupa.”
Dewi :
“Toro, kalungnya udah kamu balikin belum? Kalu udah biar kita telepon Naomi.”
Bintoro :
“Udah lah! Emangnya aku Eli apa?” (Sewot)
Tyas :
“Coba aku telepon Naomi dulu, ya!” (menelepon Naomi)
Dewi :
“Gimana Ty?”
Tyas :
(Memutus sambungan telepon) “Katanya dia udah balikin tuh ke Lulu.”
Bintoro :
“Berarti benar yang mengambil kalung ibu kamu tuh si Eli!”
Tyas :
“Hush! Jangan asal nuduh begitu.”
Dewi :
“Tadi kalungnya kamu tinggal di kelas gak?”
Lulu :
“Aku bawa terus kok. Kenapa?
Dewi :
“Enggak, tadi pas istirahat aku lihat si Eli duduk ditempat duduk kamu.
Takutnya dia ngambil kalung ibu kamu pas istirahat tadi.”
Bintoro :
(Bingung) “Kalau kamu bawa terus kalungnya, kenapa bisa hilang?”
Lulu :
“Aku juga gak tahu. Tiba-tiba udah hilang.” (mulai putus asa)
Tiba-tiba hp Tyas berbunyi.
Dewi :
“Kenapa Ty? Disuruh pulang ya?”
Tyas :
(Membaca SMS) “Ini dari Naomi. Katanya: yang terakhir pinjam itu Bintoro, coba
tanyain ke dia deh.”
Bintoro :
“Kan tadi udah balikin.”
Hp Tyas berbunyi kembali.
Tyas :
(Membaca SMS) “Dari Naomi juga, katanya: pas istirahat aku lihat dia megang
kalungnya Lulu. Mungkin dia lupa balikin.”
Lulu :
“Tapi kata Bintoro tadi udah dia balikin. Aduh! Gimana nih?” (mulai panik)
Bintoro :
(Tiba-tiba teringat sesuatu) “Kayanya aku tahu deh dimana kalung ibu kamu itu.”
(merogoh tas-nya kemudian memberikan sebuah kalung ke Lulu)
Lulu :
(Memekik senang) “Ini kalung ibu aku!”
Tyas :
“Yee si Bintoro, bikin orang susah aja!”
Dewi :
“Tau tuh!”
Bintoro :
(Nyengir) “Maaf ya, gak sengaja masuk tas kok! Sumpah!”
Lulu :
“Hampir aja aku gak dapat uang jajan gara-gara kamu!”
Setelah itu, Tyas, Dewi, Bintoro, dan Lulu
membereskan barang-barang mereka, kemudian pulang ke rumah masing-masing. Dan
yang paling terlihat senang tentu Lulu karena uang jajannya tidak akan dipotong
Keterangan watak tokoh
beserta bukti
Lulu : seorang gadis yang cengeng
Bukti : Menangis ketika kehilangan kalung
Lulu :
(Mengambil tempat duduk dibarisan depan) “Hu hu hu.”
Bintoro, Tyas, Dewi : (Menghampiri meja Lulu)
Tyas :
“Lulu, kamu kenapa nangis?”
Lulu :
(Terisak) “Kalung ibuku hilang.”
Tyas : peduli dan bijaksana
Bukti : Perduli terhadap lulu yang menangis
kehilangan kalung dan mencoba menyelesaikan masalah lulu dengan bijak
Tyas :
“Lu, coba kamu ingat-ingat. Kalau gak salah kalung ibu kamu kan kamu kasih
pinjam ke teman-teman. Mungkin kamu lupa mintanya?”
Dewi : suka menuduh
Bukti : Menuduh si Eli yang pernah ketahuan
mencuri
Dewi :
“Ibu kamu lebay amat sampai uang
jajan dipotong segala.” (heran)
Lulu :
“Soalnya itu kalung emas asli.”
Bintoro,
Tyas, Dewi : (Serempak) “Oh.”
Bintoro :
“Jangan-jangan ulahnya si Eli lagi!” (mengacungkan jari telunjuknya)
Dewi :
“Bener juga, si Eli kan maling kelas kita!”
Tyas :
“Hei, gak boleh kayak gitu.”
Bintoro :
“Tapi kan, kenyataannya begitu!”
Bintoro : Pembohong
Bukti : Kalung milik Ibu Lulu ada di tas
Bintoro
Lulu :
“Tapi kata Bintoro tadi udah dia balikin. Aduh! Gimana nih?” (mulai panik)
Bintoro :
(Tiba-tiba teringat sesuatu) “Kayanya aku tahu deh dimana kalung ibu kamu itu.”
(merogoh tas-nya kemudian memberikan sebuah kalung ke Lulu)
Lulu :
(Memekik senang) “Ini kalung ibu aku!”
Tyas :
“Yee si Bintoro, bikin orang susah aja!”
Kriteria
penilaian
1.
Presentasi/Praktik
No
|
Aspek
yang dinilai
|
Penskoran
|
|||
4
|
3
|
2
|
1
|
||
1
2
3
4
5
|
Pembuatan naskah drama
Keseriusan ketika bermain peran
(Vokal dan Ekspresi)
Ketepatan dalam menjelaskan watak
tokoh
Kesesuaian watak dengan bukti
Ketepatan dalam menjawab
pertanyaan
|
Perolehan Skor
Nilai akhir = Perolehan sekor X 5 = Skor
Maksimum
2. Tugas Rumah
No
|
Aspek
yang dinilai
|
Penskoran
|
|||
4
|
3
|
2
|
1
|
||
1
2
3
4
5
|
Pembuatan naskah drama
Ketepatan peulisan
Ketepatan menyebutkan watak serta
bukti
Keaslian naskah drama
Kerapian penulisan
|
Perolehan Skor
Nilai akhir = Perolehan sekor X 5 = Skor
Maksimum
Ambarawa, 23 Agustus 2015
Guru Pamong Mahasiswa
Praktikan
siapa siapa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar